Jumat, 30 Juni 2017

Jika tidak ingin belajar Aikido yang konyol, irrasional dan tidak realistis, . . . .

Jika tidak ingin belajar 
Aikido yang konyol, 
irrasional dan 
tidak realistis, . . . . 

TIRULAH CARA BELAJAR 
PAK PRAWIRA

Sebelum mendapat petunjuk O Sensei 
tentang AIKI (bukan waza Aikido) 
selama dua tahun (1967 - 1968), 
Pak Prawira adalah praktisi Kungfu,
Tinju, dan Pencak Silat, termasuk ikut
aneka pertandingan yang ada. Bukan 
untuk menang, tetapi untuk memahami
secara nyata hal-hal yang terjadi saat
sebelum, ketika berlangsung, dan 
saat sesudah pertandingan.
Menurut Pak Prawira, itu perlu untuk 
mengasah logika dan kepekaan diri 
terhadap kenyataan dan perubahan 
yang sering membuat orang kuatir dan
takut.

Saat mendapat petunjuk O Sensei, 
sebetulnya Pak Prawira tidak paham 
apa yang dimaksud O Sensei. Sebab 
O Sensei banyak memakai kata-kata 
yang tidak umum. 
Untung saja, Tohei Koichi shihan 
(AIKIKAI dojo-cho, sekaligus satu-
satunya Aikido-ka DAN 10 semasa 
O Sensei hidup) selalu menyertakan 
karakter-karakter Kanji / Tionghoa.
Selain itu, sejak kecil Pak Prawira sudah
dilatih untuk memahami sikap buku dan 
cara gerak air, yang memudahkan 
O Sensei mengajarkan SHINSHIN dan 
GO'I. 

Dari tugas-tugas untuk menjawab 
pertanyaan-pertanyaan O Sensei, Pak
Prawira memahami AIKI dengan 
baik. 

Sesuatu yang langka, karena 
banyak shihan Jepang (DAN 8 ke atas) 
tidak paham cara latihan apalagi cara
penerapan AIKI dalam Aikido, meski 
mereka sering / banyak bicara tentang 
AIKI atau menamakan sesuatu dengan
kata AIKI.
Gerakan / ajaran waza Aikido mereka 
(shihan DAN 8) banyak yang  
mengandung resiko yang dapat diduga 
lebih dulu, seperti yang terlihat dalam 
beberapa foto seminar Aikido mereka 
di seminar internasional IAF di Amerika 
Serikat (yang pernah dimuat di BLOG ini 
sebagai contoh gerak sebaiknya tidak 
ditiru).

Dalam hal waza, Pak Prawira tidak mau 
dikekang untuk belajar waza sebuah 
aliran saja. 
Sebab beliau tahu cara mengajar Prof. 
Tomiki Kenji yang step by step, tidak 
borongan, sangat bagus.
Cara Tohei Koichi shihan yang 
mewajibkan latihan SHIN-SHIN toitsu
lebih dulu sebelum latihan waza, juga 
sesuai dengan petunjuk O Sensei 
kepada saya.
Cara mengajar Shioda Gozo shihan dan
Mochizuki Minoru shihan yang realistis
dan praktis, betul-betul mencerminkan 
BUDO, bukan Bullshit Do.

Seperti yang dilakukan O Sensei,
Pak Prawira sering melakukan
perubahan dan perbaikan pada cara dan 
materi latihan, supaya selalu sesuai 
dengan kenyataan dan kebutuhan  
masa kini.
Semula (1970 - 1973), cara yang dipakai 
adalah perpaduan dari cara O Sensei, 
Tohei Koichi dan Tomiki Kenji shihan.
Kemudian, sesudah kedatangan 
Soma Kiyoshi shihan (1973), utusan 
Ueshiba Kisshomaru Doshu, segalanya 
disesuaikan dengan cara dan program 
AIKIKAI yang berlaku saat itu.
Setelah Pak Prawira keluar dari AIKIKAI 
karena tidak setuju dengan cara-cara 
baru AIKIKAI, Pak Prawira kembali ke 
cara-cara realistis dan rasional, sesuai
dengan petunjuk O Sensei (1967 - 1968).



Video Aikido Waza di atas adalah 
ajaran Pak PRAWIRA yang realistis dan 
rasional (belasan tahun yang lalu) 
sebelum dievaluasi dan diperbaiki 
lagi.

AIKI & HANBO adalah program 
penyempurnaan dari pelatihan AIKI-DO
(The Way of AIKI) dalam hal mutu dan 
manfaat (sesuai dengan kebutuhan
hidup masa sekarang).


AIKI-DO

AIKI & HANBO



1.    Latihan Logika – Kajian Waza                 
                                  
2.    Latihan SHIN SHIN Pergelangan  

3.    Latihan SHIN SHIN Jari

4.    Latihan SHIN SHIN Gerak Tubuh
                                  
5.    Latihan GO’I – JARAK    

6.    Latihan GO’I – GERAK     

7.    Latihan GO’I – terhadap TANTO

8.    Latihan GO’I – Counter Action
                                  (Kaeshi)
9.    Latihan GO’I – Dynamic Change     
                                  (Henka)
10.   Latihan SHIN SHIN Kami Hanbo
                                         
11.  SHIHO SHIN SHIN GO'I.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar